Senin, 29 November 2010

puisi ku

 Masih...

Masih lekat kuingat saat kau menangis
Sadari bahwa dirimu seorang wanita
Hanya bisa berharap dan bermimpi tentang cinta

Masih lekat juga kuingat saat ku tersiksa
Betapa aku cinta tapi tak mampu bersuara
Hanya bisa pandangi dan kagumi kehadiranmu
Betapa hati mendadak sepi saat kau tak menyapa

Baru kemarin taman ini berbunga, dan sekarang mulai layu
Esok adalah perpisahan,
oh…mengapa keberanian ini tak juga datang

Akankah kukehilanganmu sebelum nyatakan semua
Sementara ku tak yakin tangis itu untukku
Aku hanyalah manusia biasa bertubuhkan pria
Untuk cinta… ku juga takut tak berbalas sepertimu

Maafkan aku yang tak punya cukup keberanian
Sementara sinarmu begitu menyilaukan mata
Maafkan aku yang t’lah biarkanmu menangis
Sementara aku, ada sedikit keyakinan tangis itu karenaku

Maafkan aku, t’lah sempat sedihkanmu
Sementara aku begitu sayangimu
Percayalah… bahwa itu semua t’lah berlalu
Takkan ada lagi sedih karenaku, aku berjanji

Percayalah… kau tak akan kehilanganku
Karna ku juga takut kehilanganmu
Jika satu saat cinta ini memang harus berakhir
Percayalah itu karna hidup memang tak abadi


Di Kala Perpisahan itu

Jika ku bisa memutar waktu....
ku akan memberikan semua asa yang kumiliki untuk mu...
tak kan pernah ku sia-siakan semua rasa yang telah kita jalin...
takkan ku biarkan kau menangis dikala perpisahan itu terjadi...

karna sesungguhnya...
kaulah orang yang bisa menghapus semua resah dihati...
sulit rasanya tuk mencari pengganti mu...

Oleh: Fajar. r

Ada Apa Dengan Cinta

Seperti bulan lelap tidur di hatiku
Yang bernding kelam dan kedinginan
Ada apa dengannya?

Meninggalkan hati untuk dicaci
Percaya…sampai darah ke lutut pun
Aku tak percaya

Lalu..rumput tersabit
Sekali ini aku lihat karya surge
Dari mata seorang hawa

Percaya…tak tahu
Ada apa dengan cinta ? dan..aku akan kembali
Untuk mempertanyakan cinta nya
Bukan untuknya,bukan untuk siapa
Tapi untuk ku, karena ku ingin kamu
Itu saja….


Bayang Kepastian

bubar.......
kala senyum merona indah
saat lamunkan bayangmu
henyak kaki mengejutkanku
sejenak dan tak lama

pudar.......
aku berdiri
ku kejar sribu bayang
entah pasti entah ilusi
tak bimbang akan sesal
tak ragu akan tangis
berjalan kesejuta arah
tuk temukan...
bayang kepastianmu


Antara Sahabat dan Cinta

kini bibirku tlah beku, tak mampu lagi berucap
mataku tlah terpejam, tak mampu lagi menatapmu
tak sediqitpun keberanianku tuk berhadap denganmu

kau bukan lagi sahabatku yg dulu
sadarkah, sgala yg tlah ku beri slama ni,,
smua itu ku lakukan karena kau sahabatku
namun kau tlah salah mengartikannya

kau fikir ini cinta?? kau salah!!
bagaikan seorang seniman besar
yang tlah berhasil menyelesaikan karya terindahnya
kau pamerkan semua ini pada orang sekitarmu

dengan paras kemenanganmu
kau paparkan bahwa aku mencintaimu
sadarlah,, ini hanyalah rasa persahabatan
bedakan antara sahabat dan cinta

aku hanya seorang teman
yang sekedar ingin menjadi sahabat terbaikmu
namun apa yang kau lakukan
kau hancurkan semua,,

sikap dinginmu yang sengaja kau tunjukkan
sebagai rasa protesmu akan cinta,,
cinta yang sebenarnya tak pernah ada
jauh dalam hatiku,, aku rindu akan dirimu yg dulu


Cintaku dirimu seorang...

Tak kan ada cinta tanpa pengorbanan....
Tak kan ada bahagia tanpa cobaan...
Tak kan ada rindu tanpa perpisahan...
Tak kan ada luka tanpa duka...

Cintaku setulus sang surya slalu menyinari dunia...
Perhatianku kan slalu abadi bagai bintang menemani sang rembulan...
Kukan slalu setia disisimu disetiap malam-malam yang mencekam...
Tulusnya cintaku tak kan dapat diukur bagai dalamnya lautan...

Cinta ini kan slalu abadi tak seperti musim yang slalu silih berganti...
Cinta ini tak kan pernah padam seperti nyala liliin yang akan padam dimakan oleh gelapnya malam...
Cinta ini tak kan pernah pudar seperti goresan tinta yang dimakan oleh waktu...
Cinta ini hanya untukmu,walau kau terlalu sering mencampakanku...

Panasnya gurun pasir takkan melelehkan cintaku padamu...
Terpaan angin topan takkan mengoyahkan cintaku padamu...
Dalamnya lautan samudra tak kan menghanyutkan cintaku padamu...
Rasa cinta ini padamu kan slalu abadi walau raga ini tlah binasa oleh waktu....

- Me - 28-02-2010 Pk :23.27


Hanya Untukmu

Semakin malam ku semakin terlelap oleh larutnya malam...
Semakin malam ku terhanyut ditemani bintang-bintang...
Wajahmu kan slalu hadir disetiap mimpi-mimpiku...
Hingga kini aku heran mengapa ku sangat ingin mengenalmu...

Apakah ini perasaan cinta ?
Apakah ini perasaan suka belaka ?
Yang ku tahu ku tak ingin berpaling darimu...
Perasaan ini semakin lama semakin tak menentu...

Andai kamu bukakan hatimu untukku...
Ku kan slalu menjagamu seumur hidupku...
Bunga mawar walau berduri akan tetap slalu indah...
Kan kujaga cintaku padamu walau kubanyak menderita...

Dirimu kan slalu damba walau kau slalu berpaling dariku...
Kan kujaga rasa cinta ini walau kau tak mencintaiku...
Kan kupupuk rasa ini walau raga ini tlah layu...
Kan slalu kunanti cintamu hingga akhir nafasku...

- Me - 28-02-2010 Pk :23.02


Cintaku Pada Siapa?

Cinta...
Aku datang hanya membawa cinta...
Cinta yg hadir dengan penuh mesra..
Yang ingin dipeluk mu sepenuh jiwa..

Cintaku bukan cinta yg penuh dusta...
Atau cinta yg penuh misteri belaka...
Ataupun cinta yg penuh teka-teki semata...

Cintaku hanya...
Cinta yg hadir dalam lubuk jiwa..
Cinta yg tulus dari dasar hatinya..
Cinta yg lembut penuh kasih sayang..
Cinta yg berisikan mutiara cinta...

Ku ingin kau mengerti cintaku...
Cinta dalam ketulusan jiwaku..
Cinta nan penuh pengorbananku..
Cinta yg hadir hanya untukmu..

Cintaku bukan cinta yg terbeli...
Cinta yg hadir dengan segala materi..
Cintaku tulus sepenuh hati...

Cinta...aku mencintamu Cinta....


Hadir mu

Hari berganti hari
Siang malam ku selalu ingat kamu
Sejak melihatmu
Hidupku begitu bahagia

Entah mengapa bayangan wajahmu
Begitu membuat diriku tak berdaya
Setiap kutatap matamu
Jantungku berdetak sangat cepat

Apa ini cinta?
Atau hanya perasaan sesaat saja?
Entahlah...
Ku tak dapat menjawabnya
Biarlah ini semua berjalan apa adanya


Kemana Kesetiaanmu?

Dimana arti sebuah kesetiaanmu
Janjimu yang pernah kau ucap dulu
Sungguh ku tak menyangka
Kau hianati diriku

Aku adalah orang yang benar-benar menyayangimu
Mencintaimu dengan sepenuh hatiku
Setelah kau tinggalkan ku sendiri
Yang bisa kulakukan hanyalah meratapinya

Tapi kini kusadar
Kau tak pantas untuk kau cintai
Kau begitu mengecewakanku
Begitu menyakitiku

Kan ku hapus semua kenangan kita

bY: Fajar. r

Surat untuk Dinda

Dear Dinda,
kualamatkan rindu padamu
dengan ulin di pojok kiri amplop
juga salam dari almarhum hutan belakang rumah

Dind,
tadi malam rumah kita dikubur orang
ranjang, foto dan selimut kita rusak
belum lagi deru gergaji mesin
melibas meranti tua
lalu dahan kurus dengan berjuta toreh ditebas
paginya kudapati janda kaya meneguk kopi di balkon kondominium

Dind,
sejak itulah aku mengembara
lalu kuingat dongengmu tentang orang luka
yang menggedor langit sepanjang malam
memohon iba
Kini aku benar seperti itu

Dind,
di tengah pengembaraan kutahu debu-debu
telah merenggut kesunyian
lalu nyanyian dara riang
dan pekik rindu sang kekasih
termakan ombak peradaban

Karena itulah Dind,
tiada lagi gadis tersipu
kita bicara dengan teriak
bukan ucapan sopan ajaran sekolah
dan entah berapa banyak lelaki mabuk
bercinta dengan bulan di balik semak

Tahukah kamu, Dind
gara-gara itu malaikat kesal
karena manusia memaksa mengores tinta busuk
di rapor kusam sejak akil balig
karena sungguh cepat mereka kenal dunia
tak tahu paut benar, juga tanda berhenti

Dind, sungguh aku tak habis pikir
kenapa semua itu terjadi
bukankah ada karma, ketika hidup runtuh
bersama terjungkalnya tanah retak
bumi bergetar dan orang khilaf semakin menengadah
ingat kealpaan mendekatkan diri ke neraka
sehingga keturunan manusia
hanya tahu rasa arang dan debu-debuan

Karena itulah Dind,
aku sungguh rindu padamu
rindu akan hidup kemarin
ketika aku dan kamu bermandi cahaya
ketika badak habiskan masa liar
dan harimau jawa mendengkur di balik belukar
dan tidakkah kau dengar ada punai bernyanyi
mengiring tarian pinus seberang gunung

Dind, juga tak rindukah kau
Ketika kabut mengajak kita bermain di kala fajar
Namun belum lama kita bermain
Ibu mentari mengajak kabut pulang
Kita pun menangis
Air mata kita menjadi embun
Menetes pelan ke pucuk dedaunan
Namun ibu mentari sungguh bijak
Segera beliau hapus tangis kita dengan cahyanya

Di ujung rindu
pada Dindaku di bumi yang tak lagi biru
tidakkah kau rindu padaku?

-Fajar. r-

Puisi di Ambil dari: Kata-Kata Indah Para Pujangga

Kini Kau Pergi

Sayang.....
Disaat ku membutuhkanmu
Mengapa engkau tega pergi jauh dariku
Disini ku benar-benar merasa sepi
Benar-benar sendiri

Entah mengapa hatiku selalu gelisah
Ku selalu memikirkan mu
Ku selalu merindukan mu
Tiada lagi yang dapat ku katakan

Ku benar-benar mencintai mu

Kasih... janganlah kau pergi dariku
Ku harap kau bisa mengerti smua isi hatiku
Disini, ditempat ini
Kan ku tunggu kehadiranmu lagi

bY: Fajar. r

Cintaku

Saat pertama kali ku melihatmu
Ku merasakan hadirnya aura cinta
Ku tak tau apa yang sebenarnya terjadi
Ku bagaikan orang yang tak berdaya

Saat ini yang ku rasa
Ku sangat bahagia karma biasa mengenalnya
Ingin rasanya ku memelukmu
Tapi ku sadar, itu tak mungkin terjadi

Karna apa?
Karna engkau sudah milik orang lain

Entah apa yang ada di hati ini
Hati ini menginginkan engkau selalu ada buat ku
Slalu ada di samping ku
Saat ku menangis
Engkaulah yang slalu mengingatkanku
Untuk selalu sabar dan tegar

Ku tau, cinta tak harus memiliki
Karna dengan mengenalmu
Bagiku sudah cukup
Kan ku bawa kau bersama cintaku
Walaupun dirimu jauh dari ku

bY_ Fajar. r

Akhir Cerita

_bintang yang ku tunjuk
cahayanya perlahan berubah kelam
hancur jatuh berantakan
padahal belum sempat ku utaraka sajak-sajak cinta yang tercipta karenanya

_taman langit seolah suram
petang tak benderang tak membuat hatiku berteman.,

_bintang hati telah lebur terganti
namun tiada arti
sajak ku suram tak ada setitik terang

_mungkin inikah akhir cerita cinta di tengah malam terhias purnama menyatu dalam angin melantun pilu

_purnama itu terluka,bercucur air mata di tahan dengan senyum sayup merekat dengan cinta dalam pertemuan di iringi sepatah kata

“ini yang terbaik” bisikmu

_daun menari sendu angin melantun pilu perpisahan memang harus tercipta

_malam merapat pulang
di tengah sesal jalan ku kini terkikis kelam.

Oleh; Fajar. r

Jawaban Waktu

Ragaku yang terduduk dalam lamunku kini
tiada menorehkan senyuman abadi lagi
Hatiku yang telah kau iris dengan luka dalam
hingga tertembus jantung ini kini tiada menangis lagi
Yang terekam manis sekarang hanyalah status palsu yang selalu kujunjung tinggi pada tiap pemerhatiku
Aku tersesat pada hatiku sendiri karena kerelaan akan melepasmu pergi tuk menebus segala dosamu padaku
Namun saat akan ku cari jalan keluar
mengapa terjadi pesimpangan yang tiap artinya berbeda akan hatiku?
Suatau masa depan cerah tanpa dirinya
atau hanya hidup dalam kesalahan yang selalu membekas di hati
Dalam kebimbangan raga dan pikiranku
yang selalu tertuju pada sisi terburuk,
cahaya jalan penerangNya perlahan mulai mampu menerangi jalanku
Walau sampai sekarangpun ku hanya mampu berharap,kini ku hanya bisa menjalankannya sambil menunggu jawaban waktu

Cubit Tanpa Asmara

Terukirkan batu…pualam…
Berceritakan…burung terbang…
Seperti….aku melayang dalam sangkar
Sebatas rendah saja aku bertengger

Dahan kayu yang terpotong tanpa cabang
Di sana aku bersimpuh lelah
Tak bisa keluar dari jerembabnya fana
Terkekang tanpa daya…
Amarah pun seraya sirna tanpa seberkas kata

Begitu lenyaplah sudah yang bersemayam di hati…
Tanpa cinta lagi
Aku bernafas…
Tanpa hingar bingar dunia lagi
Aku…menatap lemas
Tanpa berkelana jauh
Aku mencari…
Tak tersisa sekedar puing saja
Haus akan isyarat cinta yang gersang…

Berapa kilo harus didaki tanpa tali…
Melewati tebing curam ditelan oleh panasnya mentari…
Seberapa aku harus percaya pada…bisik cinta…
Yang aku tahu hanya sekedar dusta…

Tak bisa ku lihat…bagian belakang dari kepalaku…
Tak bisa ku julurkan satu tangan untuk melingkar di perutku…
Kedua mataku tak bisa melirik yang ada di lain tempat…
Kecuali sebatas pandanganku…

Hanya yakinku padamu…
Hanya kepekaan dalam batinku…
Hanya rindang dan subur cinta…bersemayam
Tapi aku tak memilikinya lagi…
Lenyap sudah yang ku genggam
Menembus sangkar…
Sangkar ini…membentengiku…
Tak kan bisa kuraih lagi

Oleh : Muhamad Fajar Rudin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar