saat puisi mengangkat makna
tinta demi kata kutorehkan karena ada gumpalan sesak di hati
tak ingin rasanya berhenti untuk menulis puisi
namun apa daya, yang tertulis selalu hitam dalam putih
seharusnya itu pula yang meyakinkan aku
kenyataan lebih pahit dari sebuah harapan
dalam diam kubercanda dengan asiknya kata
dalam diam kumenangis dengan senyumanku
seperti pula nada terdengar lirih
membuat jiwaku terhenyak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar